Kembali ke Halaman Berita

Partai NasDem usung strategi khusus lestarikan seni budaya Jabar


Peserta memainkan rampak kendang penca saat Liga Seni Budaya Bandung di kota Bandung, Jawa Barat

Partai NasDem mengusung strategi khusus untuk melestarikan seni budaya di Jawa Barat, karena seni budaya diyakini berdampak besar bukan hanya untuk pelaku seni, masyarakat pengusungnya, namun juga warga di wilayah yang sama dan di wilayah lain senegara.

"Salah satu upaya pelestarian seni budaya daerah bisa dilakukan dengan 'clustering strategy' atau membangun komunitas-komunitas dalam cakupan kewilayahan," kata politikus Partai NasDem Muhammad Farhan di Bandung, Selasa.

Farhan, yang juga berlatarbelakang seniman, melihat Pemerintah Kota Bandung dan pemerintah kota serta kabupaten lain harus melakukan "clustering strategy".

Dia menjelaskan, ini bisa dilakukan seperti yang dulu di Bandung, yakni ada "sarang-sarang" seniman, seperti wilayah Cigereleng sampai ke Bojong Sawang yang dikenal sebagai daerah seniman tradisional sunda.

"Dari Jaipong, gamelan degung sampai wayang juga ada. Tetapi akibat tidak adanya strategi semacam 'clustering', maka hilanglah para seniman pembuat wayang dan seni lainnya," kata dia.

"Pada kemana itu para 'nayaga' hebat? Pada tinggal di mana itu tempat pelatihan dalang-dalang luar biasa," kata Farhan. Oleh karena itu, Caleg NasDem Dapil Jawa Barat Satu ini mengajak pemerintah kota untuk bersama-sama melestarikan seni dan budaya Jawa Barat berdasar strategi itu.

Dengan konsep demikian, kata Farhan, jika diberi kesempatan menjadi anggota dewan dirinya akan melakukan pemetaan daerah mana saja di Indonesia yang punya potensi bagus untuk seni dan budaya masing-masing.

Cara lain untuk melestarikan seni dan budaya Jawa Barat dan Indonesia secara umum adalah dengan membangun ekosistem industri, sehingga musik hasil seni dan budaya Indonesia setua apapun, secanggih apapun, pasti ada pendengar serta apresiasinya.

Apalagi, lanjut dia, dengan adanya teknologi media digital seperti sekerang ini. Hal itu tentu sangat memungkinkan untuk mengetahui siapa-siapa penggemar musik dari daerah tertentu.

"Jadi, kita harus mengusahakan setiap musik di Indonesia baik yang tradisional maupun modern harus punya pasarnya, karena dengan punya pasar artinya musik itu ada yang mendengarkan dan mengapresiasinya. Kita bikin dulu ekosistemnya," katanya.